Oleh:
Surono Nur Salim
Pendidikan memiliki peran yang
sangat penting dalam membentuk kepribadian dan perkembangan peradaban manusia,
agar manusia terbebas dari kebodohan, kegelapan dan kesesatan. Allah mengutus
Rasulullah untuk mendidik manusia menjadi makhluk yang berakhlak mulia dan
terlepas dari kesesatan. Sebagaimana firman Allah: “Sebagaimana Kami telah
mengutus kepadamu Rasul di antara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada
kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al-Kitab dan Hikmah, serta
mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui”. (QS.Al Baqarah:151)
Rasululah berhasil mendidik para
sahabat menjadi generasi terbaik di sepanjang sejarah, generasi pemberani,
tangguh, dermawan, cerdik,cerdas, mahir, berakhlak mulia, disiplin dan zuhud,
maka tak heran kalau Muawiyyah mengatakan: “Aku tidak pernah melihat seorang
pendidik sebelum dan sesudahnya lebih baik darinya.
Pada zaman sesudahnya pada masa
keemasan kekhalifahan Islam, tercatat dengan tinta emas sumbangsih para ulama
cendekiawan Islam dalam ilmu pengetahuan yang menghantar peradaban dunia ke
peradaban yang semakin maju. Pada saat anak-anak kota Baghdad yang bermandikan
cahaya bermain dengan teropong bintang mereka mengeksplorasi antariksa dan
majelis-majelis ilmu digelar di masjid-masjid dan perpustakaan, di saat yang
sama London masih berupa rawa-rawa yang penduduknya percaya kepada jimat-jimat
dan para pemimpinnya mengatakan bahwa matematika adalah ilmu yang tercela dan
terkutuk sedangkan New York waktu itu masih berupa hutan belantara.
Dalam kata-kata Carli Fiorina,
seorang CEO Hewlett Packard yang visioner berkata : “Adalah para arsitek yang
mendesign bangunan-bangunan yang mampu melawan gravitasi. Adalah para
matematikawan yang menciptakan aljabar dan algoritma yang dengannya komputer
dan enkripsi data dapat tercipta. Adalah para dokter yang memeriksa tubuh
manusia, dan menemukan obat baru untuk penyakit. Adalah para astronom yang
melihat ke langit, memberi nama bintang-bintang, dan membuka jalan bagi
perjalanan dan eksplorasi antariksa. Adalah para sastrawan yang menciptakan
ribuan kisah; kisah-kisah perjuangan, percintaan dan keajaiban. Ketika negeri
lain takut akan gagasan-gagasan, peradaban ini berkembang pesat dengannya dan
membuat mereka penuh energi.
Ketika ilmu pengetahuan terancam
dihapus akibat penyensoran oleh peradaban sebelumnya, peradaban ini menjaga
ilmu pengetahuan tetap hidup, dan menyebarkannya kepada peradaban lain. Tatkala
peradaban barat modern saat ini sedang berbagi pengetahuan, peradaban dunia
Islam yang sedang saya bicarakan ini sudah bermula sejak tahun 800 hingga 1600,
yang termasuk di dalamnya Dinasti Ottoman dan kota Baghdad, Damaskus dan Kairo,
dan penguasa agung seperti Sulaiman yang Bijak. Walaupun kita sering kali tidak
menyadari hutang budi kita kepada peradaban ini, sumbangsihnya merupakan bagian
dasar dari kebudayaan kita. Teknologi industri tidak akan pernah hadir tanpa
kontribusi para matematikawan arab.”
Itulah pengakuan seorang modern
barat terhadap sumbangsih cendekiawan islam terhadap peradaban dunia. Dapat
kita sebut beberapa saja ulama cendekia tadi, sbb:
Muhammad Ibn Musa Al-Khawārizmi:
yang juga dikenali sebagai Al-Khawārizmi (lahir di Khawarizm, Usbekistan 780 –
wafat diperkirakan pada tahun 840) seringkali disebut sebagai bapak aljabar.
Istilah aljabar (algebra dalam bahasa latin) sendiri berasal dari buku
karangannya yang terkenal Hisabul Jabar wal Muqābilah (Ilmu pengurangan dan
penambahan). Istilah algorisma dan algoritma juga berasal dari latinisasi nama
Al-Khawārizmi. Al-Khawārizmi adalah pakar dalam bidang matematika, astronomi
dan geografi.
Abul Wafa Muhammad Ibn Muhammad Ibn
Yahya Ibn Ismail Buzjani: Lahir di Buzhgan, Nishapur, Iran (940 – 998) adalah
seorang ahli astronomi dan matematikawan dari Persia. Pada tahun 959, Abul Wafa
pindah ke Irak, dan mempelajari matematika khususnya trigonometri di sana. Dia
juga mempelajari pergerakan bulan; salah satu kawah di bulan dinamai Abul Wáfa
sesuai dengan namanya. Salah satu kontribusinya dalam trigonometri adalah
mengembangkan fungsi tangen dan mengembangkan metode untuk menghitung tabel trigonometri.
Jabir Ibnu Hayyan: Pengarang kitab
“Al Kimya” yang diterjemahkan oleh bangsa barat menjadi “Alchemy”, kitab
rujukan ilmu kimia/chemistry. Cendekiawan masa Dinasti Ummayah abad ke-8
Masehi.
Ibnu Sina: Bangsa barat memanggilnya
Avicenna. Dunia menasbihkanya sebagai “Bapak Kedokteran Modern”, pengarang
kitab Qanun fi Thib (Canon Of Medicine) yang merupakan rujukan di bidang
kedokteran dunia selama berabad-abad.
Itulah para ulama cendekia Islam
yang berkitabkan Al Qur’an dan bertauladankan Rasulullah SAW, yang
mengeksplorasi ayat-ayat Allah dalam Al Qur’an yang kemudian menelurkan
karya-karya ilmu pengetahuan lentera peradaban dunia. Bila Carli Fiorina, sang
CEO Hewlett Packard mau meneliti lebih jauh maka akan muncul pertanyaan “Buku
apa yang mereka baca sehingga orang-orang arab tadi “keranjingan” meneliti dan
mencipta?” dan “Siapakah gerangan “Bapak Pendidikan” yang menginspirasi dan
menjadi teladan mereka?”. Maka dia akan mendapat jawaban: Al Qur’an dan
Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasalam.
Dari sini kita yakini Allah-lah
“…Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia
apa yang tidak diketahuinya. (QS. Al Baqarah: 4-5), Dialah yang menurunkan
kepada hamba-Nya(Muhammad) ayat-ayat yang terang (Al-Quran) supaya dia mengeluarkan
kamu dari kegelapan kepada cahaya dan Sesungguhnya Allah benar-benar Maha
Penyantun lagi Maha Penyayang terhadapmu. “ (QS. Al Hadiid: 9).
Al Qur’an telah menjadikan
semenanjung arab yang penduduknya tak bisa baca tulis dan negerinya begitu
kering sehingga para penjajah-pun enggan meliriknya, kemudian menjadi pusat
peradaban dan menjadi guru dunia. Inilah bukti nyata keagungan Al Qur’an. Al
Qur’an meninggikan ilmu dan akhlak manusia bila manusia mau membaca, memahami
dan mengamalkanya.
“Sesungguhnya Allah, dengan kitab
ini (Al Qur’an) meninggikan derajat kaum-kaum dan menjatuhkan derajat kaum yang
lain.” (HR. Muslim)
Tapi mengapa sekarang umat Islam –
khususnya di Indonesia sebagai negeri muslim terbesar – sebagai pewaris Al
Qur’an mengalami hal sebaliknya? Di dunia pendidikan, para pelajar kita banyak
melakukan berbagai perilaku yang bertentangan dengan agama dan moralitas.
Sekolah-sekolah miskin dari menghasilkan lulusan-lulusan yang berkualitas.
Bila kita mau merunut maka
kebelumberhasilan pendidikan Indonesia ini diawali sejak dini di tingkat
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Pemerintah belum serius mengadakan PAUD yang
berkualitas. Mereka dibiarkan berkembang ala kadarnya. Cukup berpuas dengan
anak-anak yang bisa bernyanyi-nyanyi dan tepuk-tepuk tangan. Padahal,
perkembangan otak yang paling pesat terjadi pada rentang usia 0-8 tahun, baik
secara fisik maupun intelektual. Delapan puluh persen perkembangan otak terjadi
antara usia nol sampai dengan enam tahun. Selama rentang waktu tersebut, IQ
anak dapat melonjak secara drastis jika memperoleh rangsangan yang tepat dari
orangtua maupun pengasuh di day-care-kan, kita menyebutnya Taman BATITA dan
playgroup.
Selanjutnya, peran strategis
tersebut dipegang oleh guru TK dan SD kelas bawah, yakni kelas satu sampai
dengan kelas tiga (itu sebabnya, perencanaan kurikulum TK perlu dikerjakan
bersama dalam satu kesatuan dengan penyusunan kurikulum SD). Inilah masa paling
penting untuk membangun budaya belajar. Jika pada masa ini anak sudah mempunyai
budaya belajar yang tinggi, anak akan mudah mempelajari kecakapan belajar
(learning skills) pada periode berikutnya, yakni orientation stage, termasuk
membangun orientasi hidup maupun prientasi akdemiknya.
Di usia 0-8 tahun ini jugalah usia
yang paling pas untuk belajar membaca dan menghafal Al Qur’an dan ini telah
terbukti dalam sejarah pada ulama-ulama dan cendekiawan muslim yang sudah
pandai membaca dan hafal Al Qur’an sejak kecil dan kemuadian mereka menjadi
guru peradaban dunia. Al Qur’an. Ya, dengan Al Qur’an lah ummat Islam akan
bangkit dari keterpurukannya dengan lahirnya generasi qurani sebagaimana
lahirnya generasi terbaik, generasi para Sahabat Rasulullah SAW yang di didik
dengan Al Qur’an. Al Qur’an adalah Pendidikan Terbaik Untuk Generasi Terbaik.
“Sesungguhnya Kami mudahkan al-Quran
itu dengan bahasamu supaya mereka mendapat pelajaran.” (QS. Ad Dukhaan: 58).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar